Self Hypnosis Terasa Sulit? Ini Solusinya (Part-2/3)



Salah satu manfaat belajar hipnosis dan hipnoterapi adalah kita dapat melakukannya untuk memberikan sugesti kepada diri sendiri.

Secara umum, keterampilan ini disebut dengan Self-Hypnosis. Mempraktekkan Self-Hypnosis memiliki berbagai tantangan yang seringkali membuat para praktisi tidak maksimal dalam melakukannya.

Bagi anda yang baru pertama kali melihat dan membaca tulisan ini, saya sarankan anda membaca terlebih dahulu artikel sebelumnya.

Artikel kali ini adalah artikel kedua dari total tiga artikel yang akan saya tulis.

Silakan baca artikel pertama di sini!

Melalui artikel kedua ini, saya akan membahas masalah lain yang sering dirasakan seseorang dalam melakukan Self-Hypnotherapy, yaitu: Sulit mempertahankan kondisi trance, seperti: kebablasan sampai ketiduran. Masalah lainnya adalah sudah masuk trance, tiba-tiba blank atau terbangun.

Sulit Mempertahankan Kondisi Trance

Jika di artikel sebelumnya, dikhususkan bagi seseorang yang sulit masuk trance, artikel kali ini ditujukan bagi orang yang sulit mempertahankan kondisi trance. Biasanya, kesulitan ini disebabkan beberapa alasan:
1. Bosan. Pernah merasa bosan? apa yang terjadi jika di kelas bertemu dengan pengajar yang mengajarkan suatu materi dengan membosankan? kemungkinan besar, anda akan ngantuk dan tidur. Sama juga dengan Self-Hypnosis, rasa bosan yang anda alami selama proses self-hypno akan membuat anda menjadi ketiduran. Ada hal yang menarik dengan rasa bosan ini, biasanya praktisi menggunakan teknik pembosanan untuk membimbing klien masuk ke kondisi trance. Namun masalah yang bisa terjadi adalah jika rasa bosan ini terus-menerus dirasakan oleh klien. Hal ini menyebabkan klien ketiduran. Dalam konteks yang lebih scientific, rasa bosan membimbing frekuensi gelombang otak klien menurun menuju gelombang delta. Gelombang delta ini adalah kondisi dimana seseorang tidur terlelap tanpa mimpi, dan sudah tidak dapat menerima dan meresponse sugesti. Untuk memahami lebih lengkap tentang gelombang otak, bisa baca artikelnya di sini! atau klik di sini!

2. Tanpa Persiapan. Proses Self-Hypno pada dasarnya tidak hanya sekedar menuntun kondisi diri menuju kondisi hipnosis (trance), tetapi juga berbicara tentang prosedur terapetiknya (sugesti). Berbicara tentang sugesti, maka anda harus tahu setidaknya 3 (tiga) hal, yaitu: masalah anda, outcome (hasil akhir) yang diinginkan, dan cara (strategi) menyelesaikan masalah dan mencapai outcome tersebut. Tentu saja sebelum self-hypnosis, kita perlu persiapan untuk merumuskan 3 hal ini. Jika tidak dilakukan yang baik, maka anda akan mengalami kebingungan saat proses self-hypnosis. Bahkan hal ini menyebabkan anda tiba-tiba ngeblank, stress dan terbangun (terminasi dari kondisi hipnosis).
3. Posisi Tubuh. Saat melakukan self-hypnosis, dianjurkan mengambil sikap tubuh yang nyaman namun anda masih dapat memegang kendali atas pikiran dan perasaan anda. Posisi Tubuh yang tidak disarankan adalah dalam keadaan tidur telentang (apalagi sambil meluk bantal). Posisi ini sebaiknya tidak dilakukan kecuali, anda mengalami masalah insomnia atau kesulitan untuk bisa tidur. Biasanya rasa nyaman di tempat tidur membuat kita kebablasan hingga ketiduran (frekuensi otak di gelombang delta).
4. Enviromental. Satu hal lain yang perlu kita perhatikan adalah lingkungan atau kondisi di sekitar kita. perhatikan terang cahaya lampu, suhu ruangan, musik relaksasi, aroma therapy, atau hal-hal lainnya di sekitar anda. Bagi beberapa orang tertentu, mendengar musik relaksasi tertentu justru membuat dirinya tertidur pulas.

Solusi yang bisa saya sarankan adalah:

1. Pilih Topik/Tema Self-Hypnosis yang Penting dan Menarik. Salah satu penyebab rasa bosan adalah hal yang dibicarakan adalah masalah yang tidak penting atau tidak menarik. Kita bisa mengetahui hal itu penting dan menarik adalah, saat membicarakannya, intensitas emosi/perasaan kita ikut meningkat. Semakin menarik akan membuat seseorang akan mudah lebih fokus dan tentu saja kondisi hipnosis dapat dipertahankan dengan lebih mudah.
Jika anda menggunakan rekaman, Gunakan suara dengan Nada yang lebih bervariasi. Sampai di tahap tertentu, suara dengan nada yang monoton (flat) dan rendah akan membantu klien masuk ke kondisi trance, tetapi pada saat klien sudah memasuki kondisi trance, maka nada dan volume suara harus lebih bervariasi. Oleh karena itu saat merekam script di bagian terapetik, kondisikan nada dan volume suara untuk lebih bervariasi. Menggunakan script berupa pertanyaan terbuka (bukan yes/no question) juga disaranakan, agar self-talk bisa terjalin dengan baik.
2. Persiapkan Strategi Terapi. Pastikan anda menjawab tiga pertanyaan ini, yaitu: (1) Apa Persoalan/Masalah yang saat ini masih saya hadapi (dan ingin diselesaikan) ? ; (2) Apa Outcome (Hasil Akhir) yang ingin saya capai? ; (3) Bagaimana Cara dan Solusi untuk menyelesaikan persoalan ini?
Untuk mendapatkan jawaban tentang cara dan solusi bisa anda lakukan dengan dua cara, yaitu: Cara Pertama: Anda pikirkan dan renungkan terlebih dahulu sebelum terapi, dan/atau Cara Kedua: Anda tanyakan ke pikiran bawah sadar anda (saat kondisi hipnosis). Caranya dengan memanggil bagian kreatif pada diri anda dan tanyalah kepadanya. Khusus untuk cara kedua ini disarankan anda belajar atau mengikuti workshop hipnoterapi yang saya adakan. Infonya lihat di sini!
4. Posisikan Tubuh yang Nyaman. Anda bisa pilih duduk bersandar di dinding, atau bersila (seperti meditasi), atau bisa juga menggunakan kursi recliner. Sangat tidak disarankan untuk dalam keadaan telentang.


5. Kondisikan Sekitar Anda. Pada dasarnya ini hanya pelengkap saja, anda bisa atur cahaya lampu, atau musik relaksasi yang membuat anda nyaman, tetapi tetap bisa fokus.
Demikian artikel bagian kedua tentag Self-Hypnosis ini. Pada artikel berikutnya, saya akan membahas jika anda sudah merasa self-hypnosis tetapi tidak ada hasilnya atau tidak terdapat perubahan yang signifikan.

Semoga Bermanfaat

Salam Dahsyat Luar Biasa
Rezky Daniel
- Certified International Hypnotherapist (IACT - USA)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Hipnotis (Hipnosis) dengan NLP

Debby Yulitasari CHt CRM

Belajar Nilai Kehidupan dari SEKUMPULAN ANGSA